Sabtu, 17 November 2012

Teknology Informasi dan Komunikasi (TIK) disambut hangat di kalangan Pesantren

Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi di dunia ini tidak menutup kemungkinan media dakwah beralih pada system virtual yang bisa di akses oleh milyaran ummat di seluruh dunia.  Di zaman modern seperti ini banyak berkembangnya peradaban yang kadang bahkan sering peradaban tersebut lari dari fitrahnya. Peradaban bangsa Jawa contohnya, bangsa jawa yang terkenal dengan unggah- ungguhnya (baca tata kerama) harus tergeser oleh budaya barat yang sebenarnya para pendahulu mereka tidak mewariskan akan hal itu. Mereka para generasi zaman sekarang banyak yang terkontaminasi oleh budaya- budaya yang tidak jelas asal dan muaranya. mereka hanya berorientasi pada kesenangan kepuasan dan yang paling dititikberatkan oleh mereka para kaula muda adalah wahana ekpos akan jati diri mereka, bisa dibilang mereka slah kaprah tapi anggapan itu kadang ditolak mentah -mentah dengan berdalih jangan sampai jadi manusia yang ketinggalan zaman. Nah di sinilah mulai terdapat kesenjangan antara maslahat teknologi dengan manfaat yang semestinya dapat dioptimalkan sebagai jaringan sosial serta akselerasi akses informasi bermanfaat tapi justru menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu siap meledak.
Melihat fenomena seperti itu kepedulian para ulama di indonesia yang tergabung dalam sebuah organisasi "Jam'iyah muwassholah baina ulamail Muslimin" bekerjasama dengan UPN  (Universitas Pembangunan Nasional), Telkom, Kemkominfo untuk membendung segala hal yang bersifat negatif akibat dampak perbuatan oknum yang tidak bertanggung jawab yang kebanyakan dituangkan dan disebarkan melalui media informasi (internet ). Kepedulian tersebut diimplementasikan dengan kegiatan workshop TIK yang dilaksanakan di PP Lirboyo kediri. Dalam kegiatan tersebut  diikuti oleh berbagai delegasi dari Pon-Pes se eks Karisidenan Kediri dengan tujuan untuk menyamakan persepsi akan manfaat teknologi dan penyikapanya.

4 komentar: